Business Process Management/Manajamen
Proses Bisnis (BPM)
Adalah suatu
metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan
kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen
holistik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis untuk mencapai
inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi. BPM berupaya untuk
melakukan perbaikan proses secara berkelanjutan atau bisa juga disebut sebagai
suatu proses optimalisasi proses.
Dengan
adanya BPM, perusahaan seakan memiliki nilai investasi yang signifikan, secara
progresif perusaha akan mendapatkan keuntungan yang nyata dari BPM.
Apakah BPM
itu? BPM sebenarnya berawal dari total Quality Management dan Process Business
Re-enginering. BPM adalah IT yang dimotori oleh disiplin manajemen yang
mempromosikan kelicahan organisasi dengan sepak terjangnya dan mendukung
masyarakat untuk mendorong perubahan proses dan inovasi yang cepat. BPM
merupakan pendekatan manajemen yang
berfokus pada segala aspek organisasi yang melibatkan apa yang kostumer
inginkan dan kostumer butuhkan.
John Jeston dan Johan Nelis (2006,
p53-244), BPM memiliki 10 fase framework, yaitu:
1). Organization
Strategy
Fase ini
meliputi pemastian atas strategi, visi, tujuan strategik, bisnis dan executive
driver dengan jelas untuk dimengerti oleh anggota tim proyek. Perlu untuk
dimengerti bahwa strategi bukanlah rencana, strategi adalah proses yang penuh
arti dalam melibatkan orang dalam maupun orang luar organisasi untuk
mendapatkan jalur/jalan yang baru.
2). Process
Architecture
Pada fase
ini arsitektur proses dirancang. Arsitektur proses memiliki arti dimana organisasi
membangun peraturan, prinsip, panduan dan model untuk mengimplementasikan BPM
dalam organisasi.
3). Launch
Pad
Menentukan
dimana untuk memulai adalah latihan, hal sulit, dan kerangka kerja akan
memberikan beberapa cara untuk menentukan di mana dan bagaimana untuk memulai.
Proses tujuan dan visi harus selaras dengan strategi organisasi dan arsitektur
proses untuk memastikan bahwa mereka akan meningkatkan atau menambah nilai
strategi.
4). Understand
Fase ini
adalah tentang memahami arus lingkungan proses bisnis untuk memungkinkan fase Innovate
untuk mengambil tempat, penting bahwa metrik dari proses dasar setidaknya
dikumpulkan untuk memungkinkan pembentukan biaya proses awal untuk tujuan
perbandingan masa depan.
5). Innovate
Fase proyek
yang kreatif, dan seringkali jadi yang paling menarik. Seharusnya tidak hanya
melibatkan tim proyek dan bisnis, tetapi juga pemangku kepentingan yang relevan
- baik internal maupun eksternal.
6). Develop
Fase ini
terdiri dari bangunan dari semua komponen untuk pelaksanaan proses baru.
Penting untuk memahami bahwa membangun, dalam konteks ini tidak berarti
bangunan sebuah IT sistem. Ini bisa melibatkan pembangunan seluruh
infrastruktur (desk, PC movements, bangunan, dll) untuk mendukung orang yang
mengubah program manajemen dan perubahan dukungan dari orang-orang yang
melaksanakan proses. Hal ini juga melibatkan pengujian perangkat lunak dan
perangkat keras.
7). People
Fase
kerangka yang kritis dan itu bisa menempatkan seluruh proyek beresiko jika
tidak ditangani secara menyeluruh dan standar yang tinggi. Tujuan dari tahap
ini adalah untuk memastikan bahwa kegiatan, peran dan pengukuran kinerja sesuai
dengan strategi organisasi dan tujuan proses.
8). Implement
Fase ini
adalah di mana Rubber hits the road, adalah di mana semua aspek proyek
(roll-out dari proses baru, roll-out dari deskripsi peran baru, manajemen
kinerja dan langkah-langkah, dan pelatihan) berlangsung. Rencana pelaksanaan
sangat penting, seperti roll-back dan planning.
9). Realize
Value
Tujuan dari
tahap ini adalah untuk memastikan bahwa hasil manfaat yang digariskan dalam
kasus bisnis proyek direalisasikan. Fase ini pada dasarnya terdiri dari
pengantaran proses manfaat realisasi manajemen, dan manfaat realisasi pelaporan.
10). Sustainable
Performance
Hal ini
mutlak penting bahwa tim proyek bekerja membangun struktur proses untuk
memastikan bahwa kemudahan proses lanjutan dan perbaikan yang berkelanjutan.
Investasi yang cukup besar telah dibuat dalam proses proyek harus dipertahankan
dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Fase ini adalah tentang konversi dari
proyek ke aktifitas bisnis operasional.
BPM Suite
BPM Suite, adalah
cara untuk mengoptimasi konsep BPM dengan menggunakan beberapa aplikasi atau
software, yang dapat menyediakan kemamuan untuk menganalisa, mengotomatisasi,
mengimplementasi dan memonitor proses agar berjalan dengan baik dan efisien.
Dengan
menggunakan BPM Suite, sebuah organisasi dapat menjalankan konsep perbaikan
terus menerus. Beberapa langkah dalam melakukan implementasi BPM dalam proses
bisnis adalah:
-
- Mencari
proses bisnis yang lebih potensial untuk pengembangan organisasi. Semakin
bermanfaat proses bisnis tersebut, semakin dapat pula proses bisnis itu
meningkatkan produktivitas organisasi. Proses bisnis ini dapat dengan mudah
diotomatisasi.
- -
Desain
dan melakukan pemodelan terhadap proses bisnis tersebut. Desain yang baik akan
membuat proses lebih efisien dan dengan mudah diterapkan. Di sinilah kita
menggunakan Graphical Process Modeler yang sesuai degan BPMN untuk
menggambarkan proses tersebut.
-
- Menjalankan
proses tersebut. Process execution engine akan mengkoordinasi semua aktivitas
dari semua pengguna dan sistem informasi yang dilibatkan. Selama eksekusi
proses, semua informasi direkam untuk analisis lebih lanjut.
-
- Dapatkan
informasi yang didapatkan selama proses berjalan dengan display dan real time.
Informasi ini juga dapat digunakan untuk Intelligence Business System.
-
- Optimasi
dan perbaiki proses. Dengan semua informasi yang didapatkan selama implementasi
proses bisnis, kita dapat melihat peluang untuk mengembangkan proses yang ada,
dan hal ini dapat dilakukan dalam waku yang singkat. Kegiatan ini akan
berlangsung terus menerus dalam lingkaran.
Langkah-langkah
di atas adalah optimasi dari performa dan kontrol terhadap organisasi dalam
cara yang bertahap dan teratur.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar