Jumat, 13 Maret 2015

Manusia dan Kebudayaan

Manusia

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang daribanyak segi. Manusia merupakan mahluk biologis yang yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia. Dalam ilmu-ilmu sosial,manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri, mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan, berbudaya, dsb. Budaya terwujud dari hasil interaksi dengan manusia dari segala isi yang ada di alam raya ini. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya, kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya.

Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur yaitu:

Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran.

Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif` karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.

Superego, dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara intimal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan ekstemal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.


HAKEKAT MANUSIA

a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.

b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling semprna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya. Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia seperti:

1. Perasaan intelektual. yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2. Perasaan estetis.yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
3. Perasaan etis. yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihandari yang lain.
5. Perasaan sosial. yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat.
6. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.

c. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati danbudayawi.

d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai lkualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.


Pengertian Kebudayaan
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan BronislawMalinowski mengemukakan bahwa Cultural Deterrninism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus.
Dalam pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sarna dengan kesenian tenrtama seni suara dan seni tari. Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dan kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.

Beberapa definisi Kebudayaan yang di kemukakan oleh beberapa ahli:

Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

William H. Haviland, kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima oleh semua masyarakat.

Bounded et.al, kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat.

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu- Zain), kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budinya, peradaban sebagai hasil akal budi manusia, ilmu pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya.


KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain.

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu:

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Dengan ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. lntemalisasi, yaitu proses dimana manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.




Sumber:
http://laelatulafifah.blogspot.com/2011/11/manusia-dan-kebudayaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar